DENPASAR, Nusainsight.com – Batu empedu adalah masalah kesehatan yang sering terjadi dan bisa menimbulkan komplikasi serius jika tanpa penanganan. Kondisi ini muncul akibat endapan keras yang terbentuk di kantong empedu, organ kecil di bawah hati yang berfungsi menyimpan cairan empedu untuk membantu pencernaan lemak.
Menurut para ahli, batu empedu terbentuk karena ketidakseimbangan komposisi cairan empedu, misalnya kadar kolesterol atau bilirubin yang terlalu tinggi. Endapan ini kemudian berkembang menjadi batu yang bisa menyumbat saluran empedu.
“Batu empedu yang tidak mendapat penanganan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pankreatitis dan kolangitis,” jelas WHO. Sementara itu, Kemenkes RI menekankan pentingnya deteksi dini agar dapat mencegah risiko komplikasi.
Gejala batu empedu yang umum antara lain nyeri perut mendadak di bagian kanan atas, mual, muntah, hingga kulit dan mata menguning (jaundice). Jika sudah parah, penderita bisa mengalami demam tinggi, nyeri hebat, urine berwarna gelap, feses pucat, hingga peradangan kantong empedu (kolesistitis).
Diagnosis biasanya dilakukan melalui USG, CT scan, MRI, atau tes darah. Penanganannya bisa berupa observasi, pemberian obat, hingga operasi pengangkatan kantong empedu (kolesistektomi).
Untuk pencegahan, para dokter menyarankan menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan rendah lemak, tinggi serat, serta berolahraga rutin. Segera konsultasikan ke dokter jika gejala semakin parah agar tidak berujung pada komplikasi berbahaya.(NI 01)