DENPASAR, Nusainsight.com – Setiap orang memiliki kepribadian yang unik. Ada yang terbuka dengan pengalaman baru, ada pula yang lebih berhati-hati dalam menghadapi perubahan. Dalam psikologi, salah satu teori yang banyak digunakan untuk memahami perbedaan ini adalah Big Five Personality.
Model kepribadian ini menjelaskan sifat manusia melalui lima dimensi utama, yaitu Openness (keterbukaan), Conscientiousness (kehati-hatian), Extraversion (ekstroversi), Agreeableness (keramahan), dan Neuroticism (stabilitas emosional).
Big Five Personality lahir dari penelitian psikologi sejak 1940-an dan semakin populer pada 1980-an. Dibandingkan teori lain, model ini dianggap lebih komprehensif karena mampu mencakup berbagai aspek kepribadian.
Setiap faktor memiliki spektrum. Misalnya, seseorang dengan skor tinggi pada Openness biasanya kreatif dan berpikiran luas, sementara skor rendah cenderung konvensional. Pada faktor Extraversion, skor tinggi berarti suka bersosialisasi, sedangkan skor rendah lebih nyaman dengan kesendirian.
Pemahaman tentang Big Five Personality bermanfaat dalam banyak aspek. Mulai dari mengenal diri lebih baik, memperbaiki hubungan sosial, mendukung kesehatan mental, hingga membantu dunia kerja dan pendidikan. Bahkan, banyak perusahaan menggunakan tes ini untuk proses rekrutmen.
Big Five Personality biasanya diukur lewat kuesioner psikologi seperti NEO Personality Inventory atau Big Five Inventory. Hasilnya tidak mengkotakkan kepribadian seseorang, melainkan menggambarkan posisi unik dalam tiap dimensi.
Dengan keunggulannya yang empiris dan terukur, teori ini banyak dipakai dalam studi akademik hingga tes online. Big Five Personality menjadi cara efektif untuk memahami karakter manusia secara lebih mendalam dan seimbang.(NI 01)