DENPASAR, Nusainsight.com – Umat Hindu akan merayakan Hari Raya Suci Nyepi 2025 pada Sabtu (29/3/25) mendatang. Nyepi, atau Tahun Baru Saka, adalah hari raya umat Hindu yang jatuh setiap tahun baru Isaka berdasarkan kalender Saka.
Perayaan ini identik dengan suasana hening dan khusyuk, di mana seluruh aktivitas duniawi terhenti selama 24 jam. Namun, Nyepi bukan hanya tentang keheningan, tetapi juga rangkaian upacara sakral yang memiliki makna mendalam.
Tiga atau empat hari sebelum Nyepi, umat Hindu melaksanakan upacara Melasti. Upacara ini bertujuan untuk menyucikan diri serta berbagai perlengkapan ibadah. Dalam upacara ini, pratima atau arca dari pura-pura diarak menuju sumber air suci, seperti laut atau danau, untuk disucikan. Makna dari upacara ini adalah membersihkan Bhuana Agung (alam semesta) dan Bhuana Alit (manusia) dari segala kotoran serta energi negatif. Sumber mengenai upacara Melasti tertuang dalam Lontar Sundarigama.
Sehari sebelum Nyepi, umat Hindu melaksanakan upacara Tawur Kesanga. Upacara ini bertujuan untuk menyeimbangkan kekuatan alam dan mengusir roh-roh jahat. Dalam prosesi ini, Umat Hindu mempersembahkan berupa sesajen serta upacara Bhuta Yadnya di perempatan jalan atau catus pata. Upacara ini juga memiliki makna sebagai bentuk penghormatan kepada Bhuta Kala, agar tidak mengganggu ketenteraman manusia.
Puncak perayaan Nyepi ditandai dengan pelaksanaan Catur Brata Penyepian, yaitu empat pantangan yang harus dipatuhi. Seperti, Amati Geni, tidak menyalakan api atau cahaya; Amati Karya, tidak melakukan pekerjaan; Amati Lelungan, tidak bepergian; Amati Lelanguan, tidak bersenang-senang.
Selama 24 jam, suasana di Bali menjadi sunyi senyap. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi alam semesta untuk beristirahat dan memulihkan diri.
Sehari setelah Nyepi, umat Hindu melaksanakan upacara Ngembak Geni. Upacara ini menjadi momen untuk saling memaafkan dan menjalin silaturahmi. Umat Hindu akan saling mengunjungi keluarga serta kerabat guna mempererat tali persaudaraan.
Dalam lontar-lontar Bali, seperti Lontar Sundarigama, Nyepi memiliki makna sebagai waktu untuk introspeksi dan menyucikan diri dari segala dosa serta kesalahan. Nyepi juga bermakna sebagai upaya menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Hari Raya Nyepi juga tercantum dalam kalender Bali yakni kalender Saka.
Rangkaian upacara Nyepi bukan sekadar tradisi, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Melalui rangkaian upacara ini, umat Hindu berupaya mencapai keselarasan dengan alam semesta serta Tuhan.(NI 01)