DENPASAR, Nusainsight.com – Setelah seharian melaksanakan Catur Brata Penyepian, umat Hindu merayakan Ngembak Geni yang menandai berakhirnya Nyepi. Ngembak Geni berasal dari kata “ngembak” yang berarti terbuka dan “geni” yang berarti api, melambangkan semangat baru.
Sejumlah tradisi unik saat Ngembak Geni, di antaranya “Siat Yeh” di Banjar Teba, Jimbaran. Tradisi ini mampu menetralisir energi negatif dalam diri manusia dan alam semesta.
Kelian Adat Banjar Teba, I Wayan Eka Santa Purwita, menjelaskan bahwa Siat Yeh merupakan kebiasaan lama masyarakat Jimbaran yang bermain air di pantai timur dan barat. Tradisi ini mencakup prosesi nunas toya di berbagai sumber mata air suci.
Tradisi berikutnya adalah “Mabuug-buugan” di Desa Adat Kedonganan, yaitu perang lumpur sebagai simbol penyucian diri dari sifat buruk. Lumpur melambangkan Bhutakala atau energi negatif yang harus dilebur.
Bendesa Adat Kedonganan, I Wayan Sutarja, menambahkan bahwa tahun ini Mabuug-buugan akan lebih meriah dengan tambahan unsur seni tradisional.
Terakhir adalah “Omed-Omedan” di Banjar Kaja, Sesetan. Festival ini bertema “Suciptaning Bhuana”, dengan puncaknya berupa ritual tarik-menarik antar pemuda. Tradisi ini bertujuan mempererat kebersamaan dan keharmonisan sosial masyarakat.(NI 01)