DENPASAR, Nusainsight.com – Menjelang Hari Raya Kuningan, sejumlah daerah di Bali memiliki tradisi unik yang memperkaya kekayaan budaya Pulau Dewata. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini adalah pembuatan calon Kuningan. Olahan mirib sate ini menjadi sebuah sajian khas yang digunakan dalam upacara persembahyangan saat Kuningan.
Calon pada dasarnya terbuat dari adonan sate lilit, namun dengan sedikit modifikasi dalam penyajiannya. Jika biasanya sate lilit berbentuk memanjang dan menggunakan batang tusuk, calon berbentuk bola-bola kecil seukuran kelereng.
Adonan ini terbuat dari campuran daging ayam atau bebek yang sudah halus, kelapa parut, dan berbagai bumbu khas Bali. Semua bahan ini menyampur hingga menjadi adonan padat.
Setelah dibentuk, bola-bola kecil tersebut digoreng hingga matang dan berwarna keemasan. Inilah yang membedakan calon dari sate lilit pada umumnya. Sate lilit disajikan untuk dimakan, maka calon khusus dibuat sebagai bagian dari banten (persembahan) saat Hari Raya Kuningan. Seperti pada banten tembok atau selangngi.
Tradisi ini menjadi bagian penting dari rangkaian upacara spiritual yang dilakukan masyarakat Hindu Bali pada Hari Raya Kuningan. Selain tradisi nyate yang umum dilakukan, kehadiran calon memperkaya nuansa religius dan estetika dari hari suci ini. Pembuatan calon bukan hanya kegiatan kuliner, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap leluhur serta perwujudan rasa syukur kepada Tuhan.(NI 01)