DENPASAR, Nusainsight.com – Tempo run adalah salah satu metode latihan lari yang banyak digunakan atlet. Teori ini juga digunakan pelari rekreasi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan performa. Latihan ini dilakukan dengan kecepatan stabil di bawah ambang batas anaerobik, yaitu titik saat tubuh mulai kesulitan memenuhi kebutuhan oksigen.
Ciri khas tempo run adalah dilakukan dengan kecepatan lebih cepat dari lari santai, namun tetap lebih lambat dibanding sprint. Durasi rata-rata latihan ini berkisar antara 20 hingga 40 menit. Pelari kerap menyebut tempo run sebagai “comfortably hard” atau nyaman tapi menantang.
Manfaat tempo run cukup signifikan. Latihan ini dapat meningkatkan efisiensi tubuh dalam menggunakan oksigen. Selain itu membantu adaptasi menghadapi rasa lelah, serta melatih kecepatan lari dalam jarak menengah hingga jauh. Tak hanya itu, tempo run juga membentuk mental kuat yang sangat berguna ketika menghadapi lomba maraton atau setengah maraton.
Agar efektif, tempo run dilakukan melalui tahapan pemanasan 10–15 menit. Lantas dilanjutkan lari tempo stabil 20–40 menit, dan pendinginan 10 menit. Pelari dapat mengukur intensitas dengan detak jantung 80–90 persen dari maksimal atau menggunakan skala rasa. Seperti, masih bisa berbicara singkat meski napas mulai berat.
Tips yang disarankan antara lain memulai perlahan, memanfaatkan aplikasi lari. Ini melatih tempo run 1–2 kali per minggu, serta menyesuaikan dengan kemampuan tubuh. Dengan konsistensi, tempo run terbukti mampu meningkatkan stamina, kecepatan, sekaligus kesiapan mental pelari dalam beberapa minggu latihan.(NI 01)
