DENPASAR, Nusainsight.com – Pura Luhur Candi Narmada Tanah Kilap menjadi salah satu pura yang tak pernah sepi dari pamedek. Pura ini terletak di Jalan By Pass Ngurah Rai perbatasan Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Pura ini terkenal sebagai tempat memohon kemakmuran, terutama oleh para pedagang dan nelayan.
Berdasarkan sejarah panjang yang konon katanya bermula dari sesangi (kaul) seorang bendega bernama Pan Santeng. Menurut Pemangku Pura, IB Made Sudana, seperti dilansir dari laman denpasarkota, pada masa pemerintahan Kerajaan Bandana Raja. Pan Santeng yang berprofesi sebagai nelayan, mengalami masa sulit karena tidak mendapat hasil tangkapan selama tiga hari berturut-turut.
Dalam kondisi tersebut, Pan Santeng berkaul, jika mendapatkan ikan, ia akan menghaturkan pekelem (persembahan). Doanya pun terkabul dan ia membangun sebuah pelinggih sederhana di atas batu karang sebagai ungkapan terima kasih.
Seiring waktu, masayarakat menyakini pelinggih tersebut sebagai tempat stana Ida Ratu Bhatari Nihang Sakti, manifestasi Dewi Kemakmuran. Berdasarkan lontar yang tertuang di Griya Gede Gunung Beau, Karangasem, sejarah pura ini terus berkembang.
Pada tahun 1958, seorang ibu dari Kuta menerima pewisik untuk membangun sanggar agung di lokasi tersebut. Sanggar ini yang kemudian menjadi cikal bakal Pura Luhur Candi Narmada Tanah Kilap.
Kini, pura ini telah berkembang menjadi kompleks pura megah dengan berbagai pelinggih dan bale. Seperti, Bale Kulkul, Palinggih Ratu Gede Bendega, Pelinggih Padmasana, hingga Telaga Waja. Pura ini menjadi pusat spiritual yang ramai mendapatkan kunjungan umat, terutama saat upacara besar. Umat Hindu meyakini pura ini juga sebagai tempat memohon rezeki, keselamatan, dan kelancaran usaha.(NI 01)