DENPASAR, Nusainsight.com – Hari Raya Pagerwesi penting dalam agama Hindu, yang dirayakan setiap Rabu Kliwon wuku Shinta. Perayaan ini memiliki makna sebagai momentum untuk memperkuat iman. Selain itu juga memagari diri dengan ilmu pengetahuan agar terhindar dari kegelapan batin atau Awidya.
Dikutip dari lontar Sundarigama, Hari Raya Pagerwesi merupakan hari pemujaan kepada Sang Hyang Pramesti Guru. Dalam perayaan ini, umat Hindu memohon perlindungan dan bimbingan agar senantiasa berada di jalan dharma (kebenaran).
Secara simbolis, Pagerwesi diartikan sebagai “pagar dari besi,” yang mencerminkan perlindungan diri dengan keteguhan iman dan kebijaksanaan. Karena itu, umat Hindu di Bali mengadakan berbagai ritual keagamaan. Seperti, membuat sesajen berupa makanan, buah-buahan, dan bunga untuk dipersembahkan kepada Sang Hyang Pramesti Guru.
Beberapa tradisi unik juga dilakukan dalam perayaan ini. Seperti memasang pagar dari anyaman bambu di sekitar rumah sebagai perlambang perlindungan dari energi negatif. Dalam beberapa komunitas, ritual penyembelihan hewan kurban dilakukan sebagai bentuk persembahan suci.
Hari Raya Pagerwesi bukan sekadar perayaan, tetapi juga momentum untuk refleksi diri, memperdalam ilmu pengetahuan. Selain itu juga memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Hyang Widhi. Dengan memahami makna Pagerwesi, umat Hindu diharapkan mampu membentengi diri dengan kebijaksanaan, agar senantiasa berjalan di jalur kebaikan dalam kehidupan.(NI 01)