TABANAN, Nusainsight.com – Hari Raya Nyepi tidak hanya identik dengan keheningan. Nyepi juga dengan sajian khas yang hanya tersuguh saat perayaan Catur Brata Penyepian. Salah satunya adalah entil, makanan tradisional masyarakat Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan.
Mirip dengan lontong, entil terbuat dari beras dengan kemasan menggunakan daun lengidi atau nyelep. Setelah itu lalu ikat dengan tali bambu atau plastik. Makanan ini telah siap tersaji sehari sebelum Nyepi, tepatnya saat Pangerupukan.
Proses memasaknya pun cukup unik. Sebab, direbus dalam waktu lama, bahkan hingga seharian penuh, demi mendapatkan tekstur yang lembut dan rasa yang khas.
Menurut Nengah Murni, salah satu warga, entil merupakan makanan tradisional yang selalu ada saat Nyepi.
“Entil dibungkus dengan daun nyelep, kemudian direbus dengan tambahan daun dadap, daun kayu suji, dan daun pandan. Ini memberikan warna hijau alami, rasa gurih, dan aroma yang sedap,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat Wongaya Gede umumnya memasak entil menggunakan kayu bakar agar cita rasanya semakin autentik. Sajian ini semakin lengkap dengan pendampingnya. Seperti, timbungan, olahan daging ayam atau babi yang tersaji dengan bumbu khas Bali. Setelah itu, masuk dalam batang bambu lalu masak dengan bara api.
Masyarakat Banjar Bendul, Desa Wongaya Gede, masih mempertahankan tradisi ini sebagai bagian dari perayaan Nyepi. Keunikan entil tidak hanya terletak pada rasa dan teksturnya. Namun, dalam proses pembuatannya yang sarat akan nilai budaya dan kebersamaan.(NI 01)