DENPASAR, Nusainsight.com – Cermin bukan hanya sebuah objek yang berfungsi untuk melihat bayangan diri. Dalam berbagai budaya, termasuk tradisi Bali dan ajaran Feng Shui, cermin memiliki makna dan aturan tertentu dalam penempatannya. Meletakkan cermin dengan tepat menurut keyakinan dapat mempengaruhi keseimbangan energi di suatu ruang, baik itu untuk rumah, kantor, atau tempat lainnya.
Di Bali, cermin tidak hanya sebagai alat untuk melihat, tetapi juga memiliki kaitan dengan simbolisme spiritual. Dalam lontar-lontar Bali, seperti Lontar Usana Bali, cermin berguna untuk menggambarkan refleksi jiwa dan sebagai alat untuk introspeksi. Dalam tradisi Bali, simbolisme cermin berkaitan erat dengan konsep Tri Hita Karana. Seperti, hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.
Secara tradisional, cermin sering kali berguna dalam upacara keagamaan atau sebagai bagian dari hiasan rumah adat Bali. Ini untuk menjaga keseimbangan energi dan untuk memperindah ruang. Dalam penggunaan sehari-hari, meletakan cermin dengan cara yang benar dapat memberikan rasa kesejahteraan dan menjaga kedamaian dalam rumah.
Namun, dalam lontar-lontar spiritual Bali, cermin juga sering kali sebagai simbol dari dunia maya atau dunia ilusi. Oleh karena itu, penempatan cermin harus hati-hati, tidak boleh sembarangan, untuk menghindari gangguan energi yang negatif.
Dalam ajaran Feng Shui, cermin memiliki peranan yang sangat penting. Sebab, berdasarkan keyakinan cermin memiliki kemampuan untuk memantulkan energi. Selain itu juga membawa perubahan dalam aliran energi di dalam ruangan.
Beberapa prinsip utama dalam Feng Shui yang berkaitan dengan penempatan cermin adalah Hindari meletakkan cermin menghadap langsung pintu utama. Menurut Feng Shui, cermin yang menghadap langsung pintu utama dapat menyebabkan energi positif keluar dari rumah. Akibatnya, menghalangi kemakmuran dan kebahagiaan.
Jangan meletakkan cermin menghadap tempat tidur. Dalam ajaran Feng Shui, meletakkan cermin di depan tempat tidur dapat mengganggu tidur dan membawa energi negatif. Bahkan, hingga masalah dalam hubungan.
Cermin sebagai alat pemantul energi positif. Cermin dapat memantulkan energi positif dari luar ke dalam rumah. Namun, meletakannya harus di tempat yang strategis, seperti di ruang tamu atau ruang keluarga. Cermin ini bisa membuat ruang terasa lebih luas dan cerah.
Cermin tidak boleh pecah atau retak. Sebab, dalam Feng Shui, anggapan cermin yang pecah atau retak membawa energi buruk. Sebab, cermin yang rusak dapat memecah energi baik di ruang tersebut.
Secara psikologis, cermin dapat memengaruhi suasana hati dan perasaan seseorang. Sebagai contoh, cermin yang penempatanya di ruang sempit dapat memberikan ilusi ruang yang lebih besar. Sebaliknya, cermin yang tidak tertata dengan baik dapat memberikan kesan berantakan atau membingungkan, mengganggu ketenangan mental.
Penempatan cermin yang benar adalah langkah penting untuk menciptakan ruang yang harmonis, baik dari segi energi, estetika, maupun kenyamanan psikologis. Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan bukan hanya aspek spiritual atau feng shui. Sebab, kenyamanan dan keseimbangan psikologis saat meletakkan cermin.(NI 01)