Kisah Raja Kodok yang Sabet Juara 1 di Badung

IMG_20250327_061714
KUKANG SIWA - Ogoh-ogoh "Kukang Siwa" garapan ST Tunas Remaja Banjar Umahanyar, Desa Penarungan meraih juara 1 pada Bhandana Bhuhkala Festival 2025.(NI 01)

MANGUPURA, Nusainsight.com – Legenda Raja Godogan yang tersohor sebagai Raja Kodok, kini menjadi sorotan utama di Bhandana Bhuhkala Festival 2025 setelah berhasil meraih Juara 1 dalam parade ogoh-ogoh Kabupaten Badung. Cerita yang menginspirasi parade ogoh-ogoh ini berasal dari kisah rakyat yang sarat dengan nilai-nilai keberanian, cinta, dan takdir.

Kisah Raja Kodok berawal dari pasangan suami istri, Pan Bekung dan Men Bekung, yang sudah lama mendambakan seorang anak. Dengan penuh harapan, mereka berdoa kepada Batara Siwa setiap pagi dan malam. Suatu hari, peristiwa ajaib terjadi.

Ketika sedang bekerja di ladang, Men Bekung merasa haus dan meminta suaminya mencarikan kelapa muda. Namun, Pan Bekung yang malas memanjat, justru mengambil air dari sebuah telaga misterius.

Baca Juga  Enam Mitos Ini Dilarang Saat Imlek

Tanpa disadari, air tersebut telah dianugerahi oleh Dewa Siwa. Setelah diberikan kepada Men Bekung, air itu membuatnya hamil dan melahirkan seorang bayi yang berupa katak sakti yang bernama Godogan.

Godogan, sang katak sakti, tumbuh menjadi makhluk luar biasa dengan kemampuan berbicara seperti manusia. Ia juga mendapat takdir oleh Batara Siwa, yaitu bisa berubah menjadi pria tampan jika menemukan jodohnya.

Seiring berjalannya waktu, Godogan jatuh cinta pada seorang putri raja. Namun, cinta mereka terhalang sang raja, yang murka dan memerintahkan pasukannya untuk membunuh Godogan. Meski tubuhnya dipotong menjadi empat bagian, Godogan tak bisa mati dan tetap hidup.

Kerajaan pun dilanda bencana besar setelah perbuatan sang raja. Penasihat raja kemudian mengungkapkan bahwa bencana itu adalah akibat dari tindakan sang raja yang menolak cinta sejati putrinya.

Baca Juga  Kebiasaan Ini Bisa Menghambat Keberuntungan

Sang raja akhirnya menyadari kesalahannya dan merestui hubungan putrinya dengan Godogan. Saat restu diberikan, Godogan pun hidup kembali dan berubah menjadi lelaki tampan. Mereka pun hidup bahagia bersama.

Cerita ini tidak hanya menginspirasi parade ogoh-ogoh di Bhandana Bhuhkala Festival, tetapi juga mengajarkan tentang kekuatan cinta dan takdir yang tak terhindarkan. Rajanya yang dahulu berwujud katak kini dihormati sebagai simbol keberanian dan cinta yang sejati.(NI 01)

Facebook
X
Threads
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

admin-ajax-1.jpeg