Bali Catat Inflasi 1,21 Persen pada Februari 2025

market-6329164_1920
INFLASI - Inflasi tertinggi terjadi di Kota Denpasar dengan angka 1,70 persen dan IHK sebesar 107,73, sementara inflasi terendah tercatat di Singaraja dengan angka 0,27 persen dan IHK sebesar 106,26.(pixabay/Innviertlerin)

DENPASAR, Nusainsight.com – Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 1,21 persen secara year on year (y-on-y) pada Februari 2025. Inflasi terjadi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,23. Pada laman bali.bps.go.id pada Senin (3/3/25) Inflasi tertinggi terjadi di Kota Denpasar dengan angka 1,70 persen. Sedangkan, IHK sebesar 107,73, sementara inflasi terendah tercatat di Singaraja dengan angka 0,27 persen dan IHK sebesar 106,26.
Inflasi tahunan ini akibat kenaikan harga pada sembilan kelompok pengeluaran utama. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan tertinggi sebesar 5,41 persen.

Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran juga mencatat kenaikan signifikan sebesar 5,00 persen. Sementara itu, kelompok pendidikan mengalami inflasi sebesar 3,05 persen. Kemudian perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 3,43 persen, dan kelompok kesehatan meningkat sebesar 2,18 persen. Kenaikan harga juga terjadi pada kelompok pakaian dan alas kaki (1,43 persen). Selain itu juga perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (1,34 persen), transportasi (1,42 persen). Adapun, rekreasi, olahraga, dan budaya (1,88 persen).

Di sisi lain, dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks. Seperti, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun signifikan sebesar 13,24 persen. Selain itu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun sebesar 0,38 persen.

Secara bulanan (month to month / m-t-m), Bali mengalami deflasi sebesar 0,57 persen pada Februari 2025. Sementara itu, secara year to date (y-to-d), deflasi tercatat sebesar 0,59 persen. Perubahan ini menunjukkan dinamika harga yang merupakan pengaruh dari berbagai faktor ekonomi dan permintaan pasar di wilayah Bali.

Pemerintah daerah terus memantau perkembangan harga serta mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah perubahan pola konsumsi masyarakat. Dengan kondisi inflasi yang terkendali, daya beli masyarakat tetap terjaga serta pertumbuhan ekonomi Bali dapat terus berjalan dengan baik.(NI 01)

Baca Juga  Kenapa Dokter Jantung Tak Pernah Menyarankan Merokok? Berikut Penjelasannya

Facebook
X
Threads
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

admin-ajax-1.jpeg