DENPASAR, Nusainsight.com – Hari Raya Buda Cemeng Kelawu, yang jatuh setiap 210 hari sekali berdasarkan kalender Bali, merupakan momen suci yang sarat makna bagi umat Hindu di Bali. Perayaan ini tidak hanya mengandung nilai spiritual yang dalam, tetapi juga filosofi ekonomi yang menekankan keseimbangan antara kehidupan rohani dan materi.
Dalam ajaran Hindu, hari ini dipersembahkan untuk memuja Dewi Laksmi, simbol kekayaan dan kemakmuran, yang diyakini sedang melakukan yoga. Selain itu, tradisi perayaan ini erat kaitannya dengan penghormatan kepada Batari Rambut Sedana, penguasa uang, sebagaimana disebutkan dalam lontar Sundarigama. Filosofi yang diusung menegaskan bahwa uang hanyalah alat, bukan tujuan utama kehidupan, sejalan dengan ajaran Nitisastra yang menyebutkan bahwa di zaman kali, tidak ada yang lebih berharga dari uang.
Pada hari Buda Cemeng Kelawu, umat Hindu melaksanakan ritual khusus dengan menyiapkan sesajen berupa uang logam, beras, buah-buahan, dan bunga. Setiap elemen sesajen memiliki makna simbolis—uang logam melambangkan kekayaan, beras melambangkan kehidupan, buah-buahan mencerminkan kemakmuran, dan bunga melambangkan keindahan. Tempat sesajen biasanya ditempatkan di sekitar kas register atau tempat penyimpanan uang, sebagai simbol permohonan berkah untuk kelancaran usaha.
Perayaan ini juga diwarnai dengan aktivitas yang mencerminkan kesederhanaan dan pengendalian diri. Umat Hindu menghindari belanja, berjudi, atau aktivitas merugikan lainnya sebagai bentuk introspeksi dan pemurnian jiwa. Meditasi, doa, serta membaca kitab suci menjadi cara mendekatkan diri kepada Tuhan dan meningkatkan kesadaran spiritual.
Dalam konteks modern, nilai-nilai yang terkandung dalam Buda Cemeng Kelawu tetap relevan. Kejujuran, tanggung jawab, dan pemanfaatan kekayaan secara bijak merupakan prinsip yang penting dalam dunia bisnis dan kehidupan sosial. Perayaan ini mengajarkan bahwa kesejahteraan sejati terletak pada harmoni antara kemakmuran duniawi dan ketenangan batin.
Dengan pesan moral yang kuat dan ritual yang penuh makna, Hari Raya Buda Cemeng Kelawu menjadi pengingat abadi akan pentingnya bersyukur, bekerja keras, dan berbagi kebaikan kepada sesama.(NI 01)