JAKARTA, Nusainsight.com – Jajaran Dewan Ekonomi Nasional (DEN) bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam kunjungan tersebut, DEN melaporkan hasil analisis dan rekomendasi terkait dampak kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Indonesia.
Anggota DEN, Septian Hario Seto, mengungkapkan bahwa pertemuan ini menitikberatkan pada antisipasi dan langkah strategis Indonesia dalam menghadapi potensi perubahan kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Salah satu fokus utama adalah kebijakan tarif dan imigrasi yang dapat berpengaruh pada kondisi ekonomi global, termasuk Indonesia.
“Bagaimana dampak atau potensi dampak yang akan terjadi kepada Indonesia dari segi kebijakan Trump terutama terkait dengan tarif, terkait dengan imigrasi, bagaimana dampaknya terhadap ekonomi kita, apa dampak positif dan negatifnya,” ujar Seto dalam keterangannya kepada awak media usai pertemuan.
Sementara itu, Muhammad Chatib Basri, anggota DEN lainnya, menambahkan bahwa masih terdapat ketidakpastian dalam kebijakan ekonomi Amerika Serikat, terutama karena beberapa posisi kabinet di pemerintahan Trump yang belum terisi. Namun, kebijakan deportasi terhadap pekerja ilegal di Amerika Serikat berpotensi memicu inflasi serta suku bunga tinggi.
“Kalau inflasi di Amerika akan naik, maka The Fed itu mungkin tidak mudah untuk menurunkan bunga. Kebijakan ini akan mungkin akan meningkatkan bunga. Risiko interest rate-nya di Amerika mungkin masih akan relatif tinggi. Yang kemudian yang kedua adalah strong dollar. Ini tentu akan berpengaruh di dalam kondisi seperti ini,” jelas Chatib Basri.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menekankan pentingnya reformasi struktural untuk memperkuat daya saing ekonomi Indonesia. DEN pun merekomendasikan percepatan digitalisasi pemerintahan melalui GovTech guna menyederhanakan birokrasi dan meningkatkan iklim investasi.(NI 01)