DENPASAR, Nusainsight.com – Pada Sabtu, 22 Februari 2025, umat Hindu Bali merayakan Hari Raya Tumpek Landep, yang jatuh setiap 210 hari dalam kalender Bali. Tumpek Landep merupakan wujud syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa, terutama manifestasi-Nya sebagai Sanghyang Pasupati. Hari ini juga mengandung makna mendalam, yaitu memohonkan ketajaman pikiran dan kecerdasan bagi umat manusia.
Salah satu bagian penting dari perayaan ini adalah pembuatan Banten Pasupati. Banten ini disusun dengan penuh simbolisme yang mencerminkan makna spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Banten Pasupati terdiri dari pisang, daun endongan, dan buah serta jajanan lainnya. Hal ini melambangkan kehidupan yang memberi manfaat tanpa pamrih dan mengajarkan kita untuk selalu bekerja keras demi kebaikan orang lain.
Banten ini berisi pisang, jajanan merah dan putih sebagai simbol kedamaian. Selain itu, tumpeng merah dari beras merah yang melambangkan keberkahan dan permohonan diberkahi Sanghyang Widhi Wasa.
Banten Pasupati juga berisi kacang, sambel, dan ayam panggang, yang melambangkan rasa syukur dan harapan. Semua bahan ini dipersembahkan dengan penuh kerendahan hati, sebagai bentuk penghormatan kepada Sanghyang Widhi Wasa.
Melalui pembuatan Banten Pasupati ini, umat Hindu Bali berharap agar Tuhan memberikan kecerdasan, ketajaman pikiran, serta keberkahan hidup yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Upacara ini bukan hanya sebagai tradisi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk refleksi diri, memperdalam spiritualitas, dan menjalani hidup yang lebih bijaksana.(NI 01)