DENPASAR, Nusainsight.com – Umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa dianjurkan untuk berbuka dengan makanan atau minuman yang manis. Anjuran ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi memiliki dasar ilmiah yang kuat dalam menjaga kesehatan tubuh setelah seharian menahan lapar dan haus.
Saat berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama berjam-jam, sehingga kadar gula darah cenderung menurun. Mengonsumsi makanan atau minuman yang manis saat berbuka membantu mengembalikan energi dengan cepat. Kandungan glukosa dalam makanan manis dapat meningkatkan kadar gula darah yang rendah dan segera memberikan tenaga bagi tubuh.
Selain itu, makanan manis juga berperan dalam menstabilkan kadar gula darah. Jika kadar gula terlalu rendah, seseorang dapat mengalami hipoglikemia yang menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, hingga pingsan. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan manis dalam jumlah yang cukup dapat mencegah kondisi tersebut dan membantu tubuh kembali bertenaga.
Mengkonsumsi makanan manis saat berbuka juga membantu tubuh mempersiapkan diri untuk menerima makanan utama. Gula dalam makanan akan merangsang produksi insulin, yang berfungsi mengatur kadar gula darah dan membantu tubuh menyerap nutrisi dengan lebih baik. Ini membuat proses pencernaan lebih optimal saat mengonsumsi hidangan berbuka puasa yang lebih berat.
Selain manfaat fisiologis, makanan manis juga berdampak positif pada suasana hati. Gula diketahui dapat merangsang produksi hormon serotonin di otak, yang berperan dalam meningkatkan mood dan perasaan bahagia. Oleh karena itu, berbuka dengan makanan manis tidak hanya mengembalikan energi tetapi juga meningkatkan rasa nyaman dan kebahagiaan setelah seharian menahan lapar dan dahaga.
Namun, penting untuk tetap mengonsumsi makanan manis dalam batas wajar dan memilih sumber gula alami seperti kurma, madu, atau buah-buahan untuk menghindari lonjakan gula darah yang berlebihan. Dengan pola berbuka yang tepat, tubuh dapat tetap sehat dan bertenaga selama menjalankan ibadah puasa.(NI 01)
